Judul: SOUND OF BOROBUDUR Diplomasi Musik Nusantara
Penulis: Tri Utami Sari, Ir. Purwa Caraka, Prof. Melanie Budianta, M.A., Ph.D., Dr. Redy Eko Prastyo, S.Psi., M.I.Kom., Bachtiar Djanan Machmoed, S.T., Prof.
Dr. M. Baiquni, M.A., Prof. Margaret J. Kartomi, Ph.D., Prof. Dr. Mohammad Amin Abdullah, MA., Addie MS, Tantowi Yahya, Moe Chiba, Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P., Dr. H. Sandiaga Uno, B.BA., M.B.A., Inda Citraninda N., SS., MA., Nurkotimah, S.S., M.Hum., M. Dwi Cahyono, M.Hum., Dr. Ahmad Imron Rozuli, S.E., M.Si., Dr. Ir. Andang Bachtiar, M.Sc., Rani Fitriana, S.Pd., MCr.Ind., Rayhan Sudrajat, MA., Prof. Mangku Purmono, S.P., M.Si., Ph.D.
Editor: Trie Utami, Bachtiar Djanan, Redy Eko Prastyo
Ukuran: 15.5 x 23
Halaman: 333 Halaman
Harga: Rp140.000
ISBN: dalam proses
Penerbit: Intrans Publishing
Kategori: Musik Rakyat Indonesia
Sound of Borobudur oleh para penggagasnya sejak awal disepakati sebagai sebuah gerakan kebudayaan. Dibangun, dikembangkan, dijaga, dan dirawat dengan kontribusi banyak pihak, mulai dari akademisi sampai pegiat seni. Misi dan tujuan utamanya adalah kebermanfaatan dan berdampak dalam segala bidang. Sound of Borobudur adalah ruang terbuka yang diisi oleh kesadaran dan kesamaan visi, yaitu keinginan untuk membangun, berkembang, dan maju. Bersama – Bekerja sama − Bekerja bersama-sama.
Sound of Borobudur tidak sama dengan song of Borobudur, dan bukan pula music of Borobudur. Ini butuh cara kerja yang sistemik, holistik, dan membumi agar mampu menunjukkan jati diri bangsa dan menguatkan karakter sebagai bangsa yang berdaulat.
Purwa Tjaraka (Komponis, Pendiri Yayasan Padma Sada Svargantara)
Warisan itu adalah kata kerja. Bahwa warisan itu menyambungkan antara masa lalu dan masa kini, sementara warisanisasi adalah kerja adaptasi dan transformasi dalam konteks masa kini, di mana Sound of Borobudur menjadi sebuah gerakan yang membangun kolaborasi lintas disiplin, yang mewariskan sebuah semangat.
Dr. Lono Lastoro Simatupang, MSi. (Antropolog FIB Universitas Gajah Mada)
Sound Of Borobudur adalah sebuah upaya membunyikan artefaktivisik yang sunyi, dimana kita berusaha menghadirkan kembali soundscape masa lalu di masa kini, dengan interpretasi yang sesuai zamannya.
Prof Melani Budianta (Pakar Ilmu Budaya, Universitas Indonesia)








